Skip to content Skip to sidebar Skip to footer

Widget HTML #1

Menenun Kebersamaan, Merawat Idealisme Untuk IMM Berkarakter

Oleh : Budi Nurhamidin
Dalam memulai tulisan ini saya ingin memulainya dengan kata “kebersamaan”, dimana kata ini sering kita dengar bahkan sangat lekat dengan tingkah laku setiap manusia dalam menjalani kehidupan bersosial. Tentunya didalam perjalanan hidup setiap insan tidak lepas dari interaksi sosial, karena itu merupakan kebutuhan serta kewajiban sebagai umat manusia. Akan tetapi didalam menjalani kehidupan bersosial kita akan dihadapkan dengan berbagai macam dinamika serta tantangan untuk mengatasi berbagai macam persoalan kehidupan.
Begitu juga dengan berorganisasi, kita akan dihadapkan dengan berbagai macam dinamika karena didalam organisasi memiliki begitu banyak kader yang memiliki integritas serta asumsi masing-masing dalam memaknai setiap gerak langkah organisasi. Dengan adanya dinamika tentunya akan melahirkan dua asumsi umum yang pertama, semakin loyalnya kader ketika ia memaknai dinamika itu sebagai spirit perjuangan yang harus dilalui dan yang kedua, semakin memudarnya semangat berorganisasi karena kader tidak mau masuk pada perdebatan yang tak bersudahan. Tentunya dengan dinamika yang ada didalam organisasi, diharapkan setiap kader harus mampu memaknai dinamika tersebut sebagai prokduktifitas dalam mengasah dan melatih diri, karena dengan semakin adanya gejolak tentu spirit untuk menunjukan eksistensi harus semakin tertanan, bukan sebaliknya. 
Terlepas dari semua asumsi tentang dinamika ataupun konflik yang dihadapi, kita sebagai kader ikatan harus mampu menenun kembali kebersamaan yang telah lama hilang sebagai ajang silaturahim untuk memikirkan kembali gerak serta langkah organisasi kedepannya. Saya mengingat perkataan Zain Maulana didalam buku geneologi kaum merah, beliau berkata “sejarah telah mencatat jas merah telah menjadi bagian tak terpisahkan dari republik ini, teruslah bergerak dan berpihak pada yang lemah dan terpinggirkan. Jadikan ideologi sebagai basis berfikir dan bertindak, bukan pragmatisme ekonomi dan politik”. Kutipan ini tentunya bisa memberikan gambaran kepada kita sebagai kader Ikatan Mahasiswa Muhammadiyah untuk tetap bergerak dan berfikir dalam bertindak dengan mengedepankan keberpihakan kita kepada masyarakat yang terpinggirkan bukan malah sibuk pada dinamika internal yang tak bersudahan.
Merawat idealisme, ini mungkin tema yang sangat simpel dibaca namun begitu dalam ketika kita memaknai dengan sepenuh hati. Tema ini memberikan gambaran bahwasanya idealisme kita sebagai kader mulai memudar maka perlu perawatan yang insentif agar idealisme ini tatap terjaga, karena idealisme merupakan kemewahan yang harus dimiliki oleh para kader Ikatan Mahasiwa Muhammadiyah itu sendiri. Didalam merawat idealisme tentunya banyak hal yang harus diperbuat oleh seluruh elemen baik bagi kader yang masuk dalam struktural pimpinan maupun tidak. Saya akan mencoba memberikan sedikit gambaran untuk kemudian kita bisa merawat idealisme khususnya bagi seluruh kader Ikatan Mahasiwa Muhammadiyah sebagai implementasi gerakan serta pengamalan ideologi gerakan yang digaungkan seluruh kader IMM.
Kita bisa melihat filosofis gerakan yang pernah dicontohkan oleh Kiai Ahmad dahlan dengan teologi al-maun, harusnya ini menjadi hal paling mendasar untuk dipahami, dipikirkan, sebagai basis gerakkannya. Sebab itulah perlu adanya liberalisasi pemikiran, artinya harus mampu memaknai setiap apa yang menjadi tafsiran setiap gerakan yang berasal dari petuntuk al-Qur’an, bukan pada liberalisasi pemikiran yang berdampak pada sekulerisasi pemikiran. Oleh sebab itu Mukhaer Pakkanna mendudukan skema diatas bahwasanya liberaisasi yang dimaksut adalah objektivikasi intelektual, sehingga dengan adanya objektivikasi intelektual liberalisasi pengetahuan tidak berbasis bebas nilai tetapi menekankan kepada keberpihakan kepada kaum mustadh’afin sebagai bentuk objektivitas sejati, kemudian sterilisasi kepentingan lain selain kepentingan IMM, artinya sebagai kader ikatan harus mengedepankan kepentingan organisasi dibandingkan kepentingan individu, apa lagi sampai terjebak pada prakmatisme individu yang menjadikan organisasi sebagai kendaraaan kepentigan. Mungkin kita semua mengingat ataupun pernah mendengan dan membaca pesan Kiai ahmad dahan “hidup-hidupilah Muhammadiyah jangan mencari hidup di Muhammadiyah”, serta kristalisasi paham gerakan, yaitu dengan menanamkan semangat literasi, naras, serta aksi nyata dalam mengamalkan trilogi IMM.
Setelah kita mampu memahami dan mengimplementasikan filosofis gerakan tadi, kami berharap adanya gerakan kelembagaan dalam hal ini adalah organisasi IMM itu sendiri. Untuk membentuk gerakan kelembagaan tentu perlu adanya dorongan dari gerakan intelektual dan gerakan ideologis sehingga mampu menghasilkan tindakan aksi. Gerakan intelektual bisa dimaknai sebagai pengakaran pengetahuan dalam tubuh para kader, dan gerakan ideologis dapat dilakukan untuk memberikan pemahaman yang lebih terencana dan maksimal mengenai paham gerakan Muhammadiyah itu sendiri. (Markus Ahmadi dan Aminuddin Anwar, 2014 : 201-202)
Dalam pelaksanaan pertemuan ataupun musyawarah yang dilaksanakan oleh IMM tentunya diharapkan mampu menerapkan apa yang menjadi tujuan umum organisasi serta membahas gerakan-gerakan strategis organisasi agar lebih masif serta aktif dalam menjawab berbagai macam dinamika sosial yang dialami bangsa ini. Disamping itu dengan adanya berbagai macam asumsi serta narasi diharapkan gerakan para kader mampu menjadi basis intelektual yang menempatkan dirinya sebagai gerakan mahasiswa islam, karena para kadernya memiliki kesadaran bahwasanya meraka adalah generasi penerus yang akan melanjutkan tongkat estapet gerakan Muhammadiyah, dalam hal ini memiliki peran sangat sentral dalam arus pemikiran kaum muda maupun khazanah keislaman. Gerakan ini juga bukan semata-mata dipahami hanya sebagai gerakan dakwah bil lisan melainkan lebih diorientasikan pada dakwah bil haal, karena tindakan nyata inilah yang akan mengantarkan intelektualitas seorang kader dipandang sebagai penyemaian tranformasi gagasan berfikirnya. (Ibid : 203) Karena ini merupakan ciri serta karakter yang diharapkan oleh seluruh elemen ataupun ortom Muhammadiyah itu sendiri.
Billahi Fii Sabililhaq Fastabiqul Khairat
(Berlomaba-lombalah dalam kebaikan)

1 comment for "Menenun Kebersamaan, Merawat Idealisme Untuk IMM Berkarakter"

  1. Izin promo ya min^^
    Begadang? Gak bisa tidur? Mari d4ftar dan begadan9 b3rsam4 kami di upd4te 8ett1n9..

    ReplyDelete