Apa kabar harga cingke?

Fodkka - Bulan ini menjadi bulan keberuntungan buat orang yang punya kebun, apalagi kebun yang punya tanaman Cengkeh. Apalah daya saya yang hanya melihat mereka menjemur Cengkeh di pinggiran jalan. Namun berbeda dengan Hari ini, ketika saya lewat berjalan kaki menuju jalan Raya saya tak melihat orang menjemur Cengkeh di Pinggir jalan yg sering saya lewati. Saya langsung memikirkan mungkin cengkeh mereka sudah habis dijual.

Di tengah perjalanan, saya di tegur sapa oleh seorang yang lebih tua dari saya. Sayapun menyapa dengan senyuman, dan orang itu bertanya "Apakah kamu mau ke kampus?" , karna kebiasaan saya kalau ada orang lebih tua berbicara dengan saya pasti saya akan berhenti berjalan. Saya jawab pun "Iyaa iyaa mau ke kampus" dan saya lanjutkan dengan bertanya kepada bapak itu dengan Candaan "Pasti baru ba Cair" ucap saya kepada bapak itu. Bapak itu menjawab dengan Raut wajah yang agak tak membuat saya semangat karna Keluh kesah. Katanya Harga Cengkeh Rp. 74.000,- sedangkan untuk Sewa memetik Rp. 5.000,-/kg mentah dan dalam 4 sampai 5 Kg Mentah akan menjadi 1KG kering.

Saya masih berfikir Negatif tentang bapak ini, saya hari-hari ke kampus keluar uang dan orang tua tak punya apa-apa juga. Bapak ini kenapa tak berfikir sampai kesitu?

Lanjut cerita bapak ini mengupas tuntas bagaimana proses pengurusan pohon selama setahun, bagaimana jerih payahnya selama setahun menunggu agar Tanaman cengkehnya berbuah rimbun. saya coba berikan pengertian kepada bapak ini, mungkin sekarang harganya lagi turun karna panen raya.

Bapak ini mengulurkan tangannya dan menyodorkan aku Sebatang Rokok. Karena aku perokok jadi aku ambil sebatang dan sekaligus kupinjam koreknya dan tak sengaja koreknya saya pegang lama dan akhirnya karena keterbiasaan koreknya saya isi dalam kantongku.

Oke lanjut..!!!

Bentar dulu, jadi koreknya saya isi dalam kantong dan Akhirnya bapak itu harus rugi karena kehilangan Macis.

Dalam setahun bapak ini seminggu sekali ke kebun, membawah bekal dari rumah dan sesampai dikebun pasti bekalnya itu dia makan dan setelah dia makan pasti dia kenyang.

Setelah Jeda memasang Roko tadi, saya bertanya kepada bapak itu, "Apakah bapak akan menunggu cengkeh naik lalau cengkeh bapak di jual?" Jawab bapak itu semakin membuka suasana, karena bapak itu menjawab tidak to the point. Intinya bapak iniasih ragu katanya karena jika ada kepentingan uang mendadak pastilah di jual.

Disisi lain, saya merasa bimbang melihat kondisi masyarakat yang galau karena harga cengkeh. tapi menurut saya Rp. 74.000,- itu sudah jumlah yang sangat besar . Tapinya lagi ketika saya melihat kembali dan membuka fikiran saya ketimbang rasa dalam diri ini, saya terfikirkan Bahan pokok dari Rokok adalah Cengkeh.

Saya teringat Elit Global, saat itu jika dunia di balikkan, tidak ada yang pernah menabung kepada si pemilik Bank ini, pastinya Bank ini akan Bangkrut.

Apakah bisa cengkeh di jadikan seperti itu?
Toh, jika bahan pokok dari roko adalah cengkeh. Coba Seluruh pemilik kebun cengkeh sepakat untuk tidak menjual cengkeh?
Jika memang Harganya melambung Tinggi lalu jual jual dan jual Cengkeh kalian. Toh sampai Rp.200.000,-pun menurut saya tak ada ruginya buat Si Pabrik rokok. Gimana menurut kalian?

Iyaa pak saya Pamit dulu karna udah Pukul 14.00 Wita, Dosen jam pertama saya udah dalam kelas pasti ini.