Murid Tantang Guru Fenomena Pendidikan
Fenomena Murid Tantang Guru, Apakah Pendidikan Keras Jadi Solusi?
Dikutip Dari DetikNews
Tangkapan layar video tentang murid di Gresik yang menantang gurunya.
Jakarta - Peristiwa murid menantang gurunya di Gresik, Jawa Timur, membuat geram. Haruskah para guru mendidik dengan keras supaya murid lebih sopan seperti cerita-cerita sekolah zaman dulu?
Pakar pendidikan dari Universitas Negeri Jakarta (UNJ), Jimmy Philip Paat, menilai peristiwa seperti yang terjadi di SMP PGRI Wringinanom itu bukanlah fenomena baru. Begitu pula kenakalan anak-anak sekolah seperti sejumlah murid di SMP Negeri 2 Takalar, Sulawesi Selatan, yang memaki dan memukuli petugas kebersihan di sekolahnya.
"Ini bukan fenomena baru, melainkan masalah yang berulang-ulang namun belum bisa dipecahkan," kata Jimmy kepada detikcom, Senin (11/2/2019).
Jimmy merupakan produk pendidikan SMA tahun 1971 di Jakarta. Dia menyaksikan sendiri kenakalan murid-murid sekolah era Orde Baru di Ibu Kota. "Anak yang bawa pistol juga ada zaman dulu," kata Jimmy.
Master sosiologi pendidikan ini tidak melihat faktor metode didik guru sebagai latar belakang kekurangajaran murid. Zaman dulu, guru-guru memang mengajar dengan keras, tapi murid yang nakal juga banyak. "Siapa bilang zaman dulu tidak ada yang seperti ini?" ujarnya
Dia melihat faktor suasana sekolah bertanggung jawab terhadap sikap murid ke guru. Guru tak perlu lebih keras terhadap murid supaya murid menjadi sopan, melainkan guru perlu lebih memotivasi anak untuk berkembang. Dia melihat model sekolah alam sebagai contoh bagaimana pendidikan mampu membangkitkan potensi anak.
"Unsur yang menarik di sekolah-sekolah alam, guru begitu percaya kepada murid, dan murid percaya kepada guru. Rasa saling percaya muncul. Anak-anak itu, kalau diberi kepercayaan, kecil kemungkinan untuk berbuat jahat. Anak jadi merasa memiliki tanggung jawab," tutur Jimmy.
Itje--sapaan akrabnya--yang mengalami masa SMA pada 1970-an, mengerti bahwa era dulu adalah hal yang umum ketika guru melempar penghapus ke muridnya atau menjewer muridnya. Saat itu, tak ada murid yang berani komplain.
"Anak dulu tidak berani mengungkapkan karena tidak ada tontonan yang memberi contoh terhadap mereka. Tontonan zaman dulu itu terbatas," kata Itje.
Metode pengajaran yang keras seperti itu bisa membuahkan hasil untuk sebagian murid, namun bisa pula mengakibatkan dampak yang merusak terhadap perkembangan sebagian murid. Sekolah adalah lembaga yang dipercaya seluruh keluarga di Indonesia supaya mampu meluruskan perilaku anak, maka guru perlu mendidik dengan baik.
"Kalau misalnya anak melakukan penyimpangan, kemudian dibalas, kan duel jadinya. Kalau duel, di mana unsur pendidikannya? Padahal orang dewasa adalah pendidik, apalagi yang berbaju guru," kata Itje.
"Tidak ada alasan guru untuk menjadi keras dalam mendidik, apalagi keras secara fisik. Yang digarap itu mental, bukan fisik. Kenapa muncul perilaku kekerasan fisik? Itu karena ada faktor mental yang rusak, termasuk akibat tontonan dan proses di sekolah," kata lulusan Universitas Warwick, Inggris, ini.
Suasana pendidikan yang sehat muncul dari cara mendidik yang sehat pula. Perkara mendidik, kata dia, bukan masalah lembek atau keras, melainkan yang mampu membangkitkan semangat positif atau tidak. "Cara lembek saja juga tidak cukup, tetapi harus mempunyai pemahaman tentang pola pendidikan yang benar, memahami perkembangan perilaku anak, sehingga bisa melakukan intervensi yang tepat saat anak berperilaku menyimpang," kata dia.
Pengamat pendidikan alumni Fakultas Filsafat UGM, Darmaningtyas, memberi pandangan secara umum. Anak-anak bermasalah adalah produk dari keluarga yang tidak ideal. Tidak melulu berangkat dari keluarga dengan ayah dan ibu yang bercerai, atau tanpa ayah dan ibu,
Dikutip Dari DetikNews
Tangkapan layar video tentang murid di Gresik yang menantang gurunya.
Jakarta - Peristiwa murid menantang gurunya di Gresik, Jawa Timur, membuat geram. Haruskah para guru mendidik dengan keras supaya murid lebih sopan seperti cerita-cerita sekolah zaman dulu?
Pakar pendidikan dari Universitas Negeri Jakarta (UNJ), Jimmy Philip Paat, menilai peristiwa seperti yang terjadi di SMP PGRI Wringinanom itu bukanlah fenomena baru. Begitu pula kenakalan anak-anak sekolah seperti sejumlah murid di SMP Negeri 2 Takalar, Sulawesi Selatan, yang memaki dan memukuli petugas kebersihan di sekolahnya.
"Ini bukan fenomena baru, melainkan masalah yang berulang-ulang namun belum bisa dipecahkan," kata Jimmy kepada detikcom, Senin (11/2/2019).
Jimmy merupakan produk pendidikan SMA tahun 1971 di Jakarta. Dia menyaksikan sendiri kenakalan murid-murid sekolah era Orde Baru di Ibu Kota. "Anak yang bawa pistol juga ada zaman dulu," kata Jimmy.
Master sosiologi pendidikan ini tidak melihat faktor metode didik guru sebagai latar belakang kekurangajaran murid. Zaman dulu, guru-guru memang mengajar dengan keras, tapi murid yang nakal juga banyak. "Siapa bilang zaman dulu tidak ada yang seperti ini?" ujarnya
Dia melihat faktor suasana sekolah bertanggung jawab terhadap sikap murid ke guru. Guru tak perlu lebih keras terhadap murid supaya murid menjadi sopan, melainkan guru perlu lebih memotivasi anak untuk berkembang. Dia melihat model sekolah alam sebagai contoh bagaimana pendidikan mampu membangkitkan potensi anak.
"Unsur yang menarik di sekolah-sekolah alam, guru begitu percaya kepada murid, dan murid percaya kepada guru. Rasa saling percaya muncul. Anak-anak itu, kalau diberi kepercayaan, kecil kemungkinan untuk berbuat jahat. Anak jadi merasa memiliki tanggung jawab," tutur Jimmy.
Itje--sapaan akrabnya--yang mengalami masa SMA pada 1970-an, mengerti bahwa era dulu adalah hal yang umum ketika guru melempar penghapus ke muridnya atau menjewer muridnya. Saat itu, tak ada murid yang berani komplain.
"Anak dulu tidak berani mengungkapkan karena tidak ada tontonan yang memberi contoh terhadap mereka. Tontonan zaman dulu itu terbatas," kata Itje.
Metode pengajaran yang keras seperti itu bisa membuahkan hasil untuk sebagian murid, namun bisa pula mengakibatkan dampak yang merusak terhadap perkembangan sebagian murid. Sekolah adalah lembaga yang dipercaya seluruh keluarga di Indonesia supaya mampu meluruskan perilaku anak, maka guru perlu mendidik dengan baik.
"Kalau misalnya anak melakukan penyimpangan, kemudian dibalas, kan duel jadinya. Kalau duel, di mana unsur pendidikannya? Padahal orang dewasa adalah pendidik, apalagi yang berbaju guru," kata Itje.
"Tidak ada alasan guru untuk menjadi keras dalam mendidik, apalagi keras secara fisik. Yang digarap itu mental, bukan fisik. Kenapa muncul perilaku kekerasan fisik? Itu karena ada faktor mental yang rusak, termasuk akibat tontonan dan proses di sekolah," kata lulusan Universitas Warwick, Inggris, ini.
Suasana pendidikan yang sehat muncul dari cara mendidik yang sehat pula. Perkara mendidik, kata dia, bukan masalah lembek atau keras, melainkan yang mampu membangkitkan semangat positif atau tidak. "Cara lembek saja juga tidak cukup, tetapi harus mempunyai pemahaman tentang pola pendidikan yang benar, memahami perkembangan perilaku anak, sehingga bisa melakukan intervensi yang tepat saat anak berperilaku menyimpang," kata dia.
Pengamat pendidikan alumni Fakultas Filsafat UGM, Darmaningtyas, memberi pandangan secara umum. Anak-anak bermasalah adalah produk dari keluarga yang tidak ideal. Tidak melulu berangkat dari keluarga dengan ayah dan ibu yang bercerai, atau tanpa ayah dan ibu,
Bosan tidak tahu mau mengerjakan apa pada saat santai, ayo segera uji keberuntungan kalian
ReplyDeletehanya di D*E*W*A*P*K / Whatshapp : +85587781422
dengan hanya minimal deposit 10.000 kalian bisa memenangkan uang jutaan rupiah
dapatkan juga bonus rollingan 0.3% dan refferal 10% :)
Join yuk di win323 hanya Deposit & Withdraw Rp.25.000 Bosku.
ReplyDeleteBonus Bonus Super Heboh yang bisa anda dapatkan setiap hari nya!!
~ Bonus New Member : 20%
~ Bonus Next Deposit : 5%
~ Bonus Cash Back : 5%
Tunggu apalagi jadilah pemenang di setiap taruhan yg Bosku lakukan.
Contact Person WIN323 :
WA : +855 7863 3430
WA : +855 7863 3425
Line: Official.win323
Join yuk di OPPO POKER hanya Deposit & Withdraw Rp.15.000 Bosku.
ReplyDeleteBonus Bonus Super Heboh yang bisa anda dapatkan.
- Bonus Next Deposit 5%
- Bonus Rollingan 0.3% - 0.5%
- Bonus Referral 10% dan BERLAKU SEUMUR HIDUP!
Tunggu apalagi jadilah pemenang di setiap taruhan yg Bosku lakukan.
Contact Person OPPO POKER :
- BBM : 55A40723
- WA : +6287843026179
- Fanspage Facebook : Oppopoker.vip Situs
Poker Terpercaya di Indonesiabob
- Group Facebook : OPPOPOKER.VIP
AGEN POKER ONLINE TERBAIK & TERPERCAYA