Skip to content Skip to sidebar Skip to footer

Widget HTML #1

Masuknya Muhammadiyah di Sulawesi Utatara


Muhammadiyah pertama kali dikenalkan di Gorontalo pada tahun 1929 lewat putera daerah Yusuf Otoluwa yang merupakan alumni Kweekschol Gunung Sari Yogyakarta. Setalah kembali ke kampung halamannya, Yusuf kemudian berupaya untuk mendirikan gerakan Muhammadiyah.

Sebelum kedatangan Yusuf, di Gorontalo sudah ada perkumpulan lokal "serupa" Muhammadiyah bernama Tablighul Islam yang dipimpin oleh Haji Muhammad Said. Tablighul Islam sendiri bertujuan menggali dan membumikan pengamalan-pengamalan Islam sesuai sunnah Nabi. Singkat cerita terjadilah pertemuan pandangan antara Yusuf Otoluwa dan Haji Said. 
Pola "pertemuan pandangan" antara Muhammadiyah dan perkumpulan Islam  yang bersifat ortodoksi di beberapa daerah bisa kita lacak dalam beberapa literatur sejarah gerakan Islam di Indonesia. Ambil contoh misalnya gerakan "Sendi Aman Tiang Selamat" di Sungai Batang Maninjau yang dipimpin oleh Yusuf Amrullah, paman Buya Hamka. Perkumpulan Nurul Islam di Pekalongan yang dipimpin Ahmad Rasyid Sutan Mansur, juga Ihyaussunnah di Surabaya yang diasuh Pakih Hasyim. Adanya pertemuan pandangan ini juga yang memungkinkan tokoh-tokoh perkumpulan Islam lokal tersebut juga berperan sebagai propagandis utama Muhammadiyah di daerahnya dan perkumpulannya "dilebur" ke dalam Muhammadiyah. 

Sebelum Muhammadiyah diresmikan secara resmi, dibentuklah komite persiapan pendirian Muhammadiyah yang diinisiasi oleh 11 orang, yakni:
1. Yusuf Otoluwa
2. Haji Said Muhammad
3. Ahmad Buji
4. Husain Akase
5. Umar Basalama
6. Muhammad Dunggio
7. Muhsin Muhammad
8. Tom Olii
9. Utina Buluati
10. Abdullah van Grey
11. Bouwe Nasaru

Setelah persiapan peresmian telah dianggap paripurna, Cabang dan pengurus Muhammadiyah Gorontalo kemudian diresmikan dan dilantik pada tanggal 8 September 1929 M bertepatan dengan 6 Rabi'ul awal 1348 H. Peresmian tersebut dibuat di gedung Fortuna Bioskop (Bioskop Murni Gorontalo). Adapun Tom Olii dilantik sebagai ketua pertama Muhammadiyah Cabang Gorontalo. 

Untuk mengembangkan Muhammadiyah ke sampai ke beberapa daerah di Gorontalo, maka pengurus saat itu berinisiatif dengan mendatangkan beberapa guru-guru Muhammadiyah dari Yogyakarta. Tercatat ada beberapa guru yang diutus oleh HB Muhammadiyah ke Gorontalo saat itu:
1. Mohammad Dahlan datang pada tahun 1932 dengan tujuan Lemito
2. Abdul Rauf datang tahun 1931 di Kota Gorontalo
3. Basyir Maksum tiba pada 1932 ke Tilamuta
4. Sutoharjo pada tahun 1931 diutus ke Kwandang
5. Raden Himam pada tahun 1933 di Gorontalo. Berturut-turut kemudian Harun Dahlan dan Abdullah Siradji.

Selain tokoh-tokoh penggerak di atas. Nama Nani Wartabone juga bisa dikatakan berkontribusi dalam mengembangkan Muhammadiyah. Nani merupakan pahlawan Gorontalo yang dengan jiwa patriotismenya berani memproklamirkan kemerdekaan Gorontalo pada 23 Januari 1942. Tiga tahun lebih awal dari proklamasi kemerdekaan Indonesia.

Saat awal-awal pendirian Muhammadiyah di Gorontalo, usaha bestoer Cabang untuk mengembangkan Muhammadiyah dari segi geografis berjalan baik. Dengan adanya pemahaman masyarakat tentang maksud dan tujuan kegiatan Muhammadiyah, Muhammadiyah pun mudah diterima. Penerimaannya di tengah masyarakat diikuti juga dengan pendirian beberapa groep-groep Muhammadiyah secara massif pada 1929-1940. Pada tahun-tahun tersebut hampir seluruh wilayah Gorontalo telah berdiri Muhammadiyah. Salah satunya adalah groep Suwawa. Tercatat groep Suwawa dibentuk pada tahun 1930 dengan pengurus awalnya adalah Nani Wartabone dan Imam Najamuddin. 

Dalam catatan pribadinya , Nani Wartabone mengungkapkan bahwa agar ia tetap dapat berhubungan dengan masyarakat, maka aktivitas pergerakannya dialihkan lewat tabligh-tabligh yang diselenggarakan oleh Muhammadiyah. Hal ini menurutnya lebih bisa mengurangi kecurigaan pihak pemerintah Hindia-Belanda. Barangkali karena memang pemerintah Hindia-Belanda saat itu hanya mengetahui bahwa Muhammadiyah di Gorontalo tidak lebih dari gerakan sosial.

Sumber :https://www.facebook.com/100017609792600/posts/412561306007526/?app=fbl

Post a Comment for "Masuknya Muhammadiyah di Sulawesi Utatara"